Kedudukan Hadis dalam Pendidikan Islam
Spotlight
Hadis merupakan pedoman utama setelah Al-Qur’an dalam membangun sistem pendidikan Islam, baik dalam hal konsep, pelaksanaan, maupun penerapan nilai-nilai pendidikan. Seluruh aspek pendidikan Islam tidak dapat dipisahkan dari dua sumber utama tersebut. Oleh sebab itu, pemahaman terhadap hadis-hadis pendidikan menjadi sangat penting bagi setiap pendidik dan peserta didik agar proses pembelajaran benar-benar mencerminkan teladan Rasulullah SAW.
A. Pendahuluan
Hadis
merupakan pedoman hidup yang harus dijadikan pegangan oleh setiap individu
dalam menjalani kehidupan agar memperoleh keselamatan di dunia dan akhirat.
Individu yang terlibat dalam proses pendidikan memiliki aspek fisik, pikiran,
dan jiwa yang sehat. Pengembangan intelektual akan menghasilkan pengetahuan,
sedangkan pembinaan karakter akan menumbuhkan kebersihan hati dan moralitas.
Adapun aspek fisik berkontribusi terhadap keterampilan dan kemampuan praktis
individu.
Melalui
proses pengembangan tersebut, manusia dapat menjalani kehidupan yang harmonis,
baik di dunia maupun di akhirat. Pendidikan dalam Islam pada hakikatnya
merupakan pembentukan fisik dan mental yang berlandaskan syariat Islam,
bertujuan membentuk karakter sesuai norma-norma keislaman agar setiap individu
mampu menjalankan perannya sebagai hamba Allah dan khalifah di muka bumi dengan
sebaik-baiknya.
Pendidikan
Islam juga merupakan hasil kolaborasi dan inisiatif masyarakat dalam mengelola
proses pendidikan. Selain berfungsi sebagai sarana dakwah dan pembinaan akhlak,
pendidikan kerap menjadi sektor yang turut berperan dalam peningkatan
kesejahteraan masyarakat. Melalui pendidikan, manusia dibentuk menjadi pribadi
yang mandiri, mampu berinteraksi sosial dengan baik, serta menjalankan
fungsinya sebagai makhluk sosial yang positif.
Menuntut
ilmu merupakan proses yang berlangsung sepanjang hayat. Hal ini sesuai dengan
sabda Nabi Muhammad SAW:
اطلبوا العلم من المهد إلى اللحد
“Tuntutlah ilmu sejak dari buaian hingga ke liang lahat.”
Pendidikan
agama Islam merupakan bagian integral dari dakwah, sebab tujuannya tidak lain
untuk menegakkan dan mengagungkan agama Allah Subhanahu wa Ta’ala. Pendidikan
juga menjadi sarana pembentukan karakter umat agar memiliki akhlak mulia dan
pengetahuan luas, sehingga mampu menumbuhkan kepatuhan dalam beribadah dan
berinteraksi sosial secara baik.
Akhlak
dalam pendidikan Islam mencakup dua dimensi penting: hubungan vertikal dengan
Allah SWT dan hubungan horizontal dengan sesama manusia. Dengan demikian, pendidikan
Islam tidak hanya menekankan aspek teori, tetapi juga implementasi nyata dalam
kehidupan sehari-hari.
Hadis
Nabi SAW menjadi peninggalan berharga yang berfungsi sebagai pedoman dalam
pelaksanaan pendidikan Islam. Di dalamnya terkandung nilai-nilai moral, sosial,
dan spiritual yang menjelaskan cara mendidik sesuai dengan syariat Islam.
Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini berfokus pada kedudukan hadis
dalam pendidikan Islam, serta jenis-jenis hadis yang berkaitan
dengan pendidikan dan karakteristiknya.
Sejumlah
penelitian sebelumnya telah menyinggung keterkaitan Al-Qur’an dan hadis dengan
pendidikan Islam, di antaranya oleh Deprizon dkk. (2022), Elbina Saidah Mamla
(2021), Isran Bidin dkk. (2022), Muslim dkk. (2023), serta Wismanto dkk.
(2024). Kajian serupa juga dilakukan oleh Komarudin (2022) dalam penelitiannya
berjudul “Konsep Pendidikan Andragogi dalam Al-Qur’an Perspektif
Pendidikan Islam”, yang menyoroti pendidikan orang dewasa dari perspektif
wahyu dengan pendekatan kualitatif dan analisis isi.
B. Metode Penelitian
Penelitian
ini menggunakan metode studi pustaka (library research), yaitu
kegiatan pengumpulan data dengan cara membaca, mencatat, dan menganalisis
literatur yang relevan. Pendekatan ini dilakukan secara sistematis untuk
memperoleh informasi yang terintegrasi dan dapat diorganisasikan guna menemukan
pola serta kesimpulan ilmiah.
Data
penelitian terdiri dari dua jenis sumber:
- Data
     Primer, berupa kitab Shahih
     Bukhari dan Shahih Muslim sebagai dasar rujukan
     utama untuk mengkaji hadis-hadis yang berkaitan dengan pendidikan Islam.
 - Data
     Sekunder, berupa jurnal ilmiah, buku,
     dan artikel relevan yang memperkuat analisis serta menjadi referensi
     tambahan.
 
Analisis
data dilakukan dengan pendekatan deduktif, yaitu menarik kesimpulan umum
berdasarkan kajian teoretis dan dalil-dalil yang ada dalam literatur.
C. Hasil dan Pembahasan
1. Pengertian Hadis
Secara
etimologis, kata hadis berasal dari bahasa Arab al-jadid yang
berarti “baru”, berlawanan dengan al-qadim yang berarti
“lama”. Hadis juga diartikan sebagai al-khabar, yaitu berita atau
informasi tentang sesuatu yang telah disampaikan kepada orang lain.
Menurut Ibnu
Taimiyyah, hadis adalah segala sesuatu yang diriwayatkan dari Rasulullah
SAW setelah beliau diangkat menjadi Nabi, baik berupa perkataan, perbuatan,
maupun ketetapan.
Ibnu Hajar al-Asqalani mendefinisikan hadis sebagai segala hal yang dinisbatkan
kepada Nabi Muhammad SAW yang berfungsi sebagai pelengkap dan penjelas terhadap
Al-Qur’an.
Sedangkan Jalaluddin
As-Suyuthi dalam Tadrib ar-Rawi fi Syarh Taqrib an-Nawawi menyebut
hadis sebagai segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi SAW, baik perkataan,
perbuatan, ketetapan, maupun sifat beliau, baik lahir maupun batin.
2. Pengertian Pendidikan Islam
Pendidikan
Islam merupakan proses pembinaan perilaku individu atau kelompok dalam rangka
mematangkan kepribadian berdasarkan ajaran Al-Qur’an dan hadis Nabi SAW.
Menurut Muhaimin,
pendidikan Islam adalah sistem pembelajaran yang memungkinkan seseorang
mengarahkan kehidupannya sesuai dengan nilai-nilai Islam, sehingga mampu menata
perilakunya sesuai tuntunan agama.
Dengan
demikian, pendidikan Islam tidak hanya menekankan aspek intelektual, tetapi
juga pembentukan moral dan spiritual agar manusia mencapai kebahagiaan dunia
dan akhirat.
Dalam
konteks sosial, Langeveld membagi pendidikan menjadi tiga
kategori:
- Pendidikan
     dalam keluarga,
 - Pendidikan
     oleh negara,
 - Pendidikan
     oleh lembaga keagamaan.
 
Klasifikasi
tersebut menunjukkan bahwa pendidikan Islam memiliki landasan teologis, sosial,
dan moral yang saling terkait untuk membentuk kepribadian manusia seutuhnya.
3. Kedudukan Hadis dalam Pendidikan Islam
Hadis
menempati posisi kedua setelah Al-Qur’an sebagai sumber ajaran Islam. Dalam
konteks pendidikan, hadis berperan penting sebagai landasan konseptual
dan praktis dalam penyelenggaraan pendidikan Islam.
Hadis
tidak hanya menjelaskan perintah menuntut ilmu, tetapi juga memberikan pedoman mengenai
tujuan pendidikan, peran guru dan murid, metode pembelajaran, hingga prinsip
penilaian. Dengan demikian, hadis menjadi acuan utama dalam mengimplementasikan
ajaran Islam di lembaga pendidikan.
Nabi
Muhammad SAW melalui ucapan, tindakan, dan ketetapannya telah memberikan
teladan sempurna bagi umatnya tentang bagaimana proses pendidikan seharusnya
dijalankan. Beliau adalah pendidik sejati yang tidak hanya mengajarkan ilmu,
tetapi juga menanamkan nilai dan akhlak.
Oleh
karena itu, hadis dapat dipahami sebagai fondasi utama dalam sistem pendidikan
Islam, yang berfungsi untuk:
- Menjelaskan
     tujuan pendidikan Islam, yaitu membentuk manusia beriman, berilmu, dan
     berakhlak.
 - Menetapkan
     peran guru dan murid dalam proses pembelajaran.
 - Menyediakan
     panduan etika dalam menuntut ilmu dan berinteraksi sosial.
 
Dapat
disimpulkan bahwa hadis merupakan pedoman utama setelah Al-Qur’an dalam
membangun sistem pendidikan Islam, baik dalam hal konsep, pelaksanaan,
maupun penerapan nilai-nilai pendidikan. Seluruh aspek pendidikan Islam tidak
dapat dipisahkan dari dua sumber utama tersebut. Oleh sebab itu, pemahaman
terhadap hadis-hadis pendidikan menjadi sangat penting bagi setiap pendidik dan
peserta didik agar proses pembelajaran benar-benar mencerminkan teladan
Rasulullah SAW.
D. Penutup
Hadis
memiliki kedudukan yang sangat penting dalam pendidikan Islam. Ia berfungsi
sebagai pedoman utama setelah Al-Qur’an dalam membentuk karakter, moral, dan
spiritualitas peserta didik. Pendidikan Islam tidak hanya mengajarkan ilmu
pengetahuan, tetapi juga menanamkan nilai-nilai akhlak yang bersumber dari
sunnah Nabi Muhammad SAW.
Dengan
memahami dan mengamalkan hadis-hadis pendidikan, diharapkan terbentuk generasi
Muslim yang berilmu, berakhlak mulia, dan mampu mengimplementasikan ajaran
Islam dalam kehidupan pribadi maupun sosial.
Ogan
					
											
											
											
Komentar