thumb
By retno 57 views 6 min read
Jumat, 24 Oktober 2025

Kedudukan Hadis dalam Pendidikan Islam

Spotlight

Hadis merupakan pedoman utama setelah Al-Qur’an dalam membangun sistem pendidikan Islam, baik dalam hal konsep, pelaksanaan, maupun penerapan nilai-nilai pendidikan. Seluruh aspek pendidikan Islam tidak dapat dipisahkan dari dua sumber utama tersebut. Oleh sebab itu, pemahaman terhadap hadis-hadis pendidikan menjadi sangat penting bagi setiap pendidik dan peserta didik agar proses pembelajaran benar-benar mencerminkan teladan Rasulullah SAW.

A. Pendahuluan

Hadis merupakan pedoman hidup yang harus dijadikan pegangan oleh setiap individu dalam menjalani kehidupan agar memperoleh keselamatan di dunia dan akhirat. Individu yang terlibat dalam proses pendidikan memiliki aspek fisik, pikiran, dan jiwa yang sehat. Pengembangan intelektual akan menghasilkan pengetahuan, sedangkan pembinaan karakter akan menumbuhkan kebersihan hati dan moralitas. Adapun aspek fisik berkontribusi terhadap keterampilan dan kemampuan praktis individu.

Melalui proses pengembangan tersebut, manusia dapat menjalani kehidupan yang harmonis, baik di dunia maupun di akhirat. Pendidikan dalam Islam pada hakikatnya merupakan pembentukan fisik dan mental yang berlandaskan syariat Islam, bertujuan membentuk karakter sesuai norma-norma keislaman agar setiap individu mampu menjalankan perannya sebagai hamba Allah dan khalifah di muka bumi dengan sebaik-baiknya.

Pendidikan Islam juga merupakan hasil kolaborasi dan inisiatif masyarakat dalam mengelola proses pendidikan. Selain berfungsi sebagai sarana dakwah dan pembinaan akhlak, pendidikan kerap menjadi sektor yang turut berperan dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat. Melalui pendidikan, manusia dibentuk menjadi pribadi yang mandiri, mampu berinteraksi sosial dengan baik, serta menjalankan fungsinya sebagai makhluk sosial yang positif.

Menuntut ilmu merupakan proses yang berlangsung sepanjang hayat. Hal ini sesuai dengan sabda Nabi Muhammad SAW:

اطلبوا العلم من المهد إلى اللحد

“Tuntutlah ilmu sejak dari buaian hingga ke liang lahat.”

Pendidikan agama Islam merupakan bagian integral dari dakwah, sebab tujuannya tidak lain untuk menegakkan dan mengagungkan agama Allah Subhanahu wa Ta’ala. Pendidikan juga menjadi sarana pembentukan karakter umat agar memiliki akhlak mulia dan pengetahuan luas, sehingga mampu menumbuhkan kepatuhan dalam beribadah dan berinteraksi sosial secara baik.

Akhlak dalam pendidikan Islam mencakup dua dimensi penting: hubungan vertikal dengan Allah SWT dan hubungan horizontal dengan sesama manusia. Dengan demikian, pendidikan Islam tidak hanya menekankan aspek teori, tetapi juga implementasi nyata dalam kehidupan sehari-hari.

Hadis Nabi SAW menjadi peninggalan berharga yang berfungsi sebagai pedoman dalam pelaksanaan pendidikan Islam. Di dalamnya terkandung nilai-nilai moral, sosial, dan spiritual yang menjelaskan cara mendidik sesuai dengan syariat Islam. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini berfokus pada kedudukan hadis dalam pendidikan Islam, serta jenis-jenis hadis yang berkaitan dengan pendidikan dan karakteristiknya.

Sejumlah penelitian sebelumnya telah menyinggung keterkaitan Al-Qur’an dan hadis dengan pendidikan Islam, di antaranya oleh Deprizon dkk. (2022), Elbina Saidah Mamla (2021), Isran Bidin dkk. (2022), Muslim dkk. (2023), serta Wismanto dkk. (2024). Kajian serupa juga dilakukan oleh Komarudin (2022) dalam penelitiannya berjudul “Konsep Pendidikan Andragogi dalam Al-Qur’an Perspektif Pendidikan Islam”, yang menyoroti pendidikan orang dewasa dari perspektif wahyu dengan pendekatan kualitatif dan analisis isi.


B. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode studi pustaka (library research), yaitu kegiatan pengumpulan data dengan cara membaca, mencatat, dan menganalisis literatur yang relevan. Pendekatan ini dilakukan secara sistematis untuk memperoleh informasi yang terintegrasi dan dapat diorganisasikan guna menemukan pola serta kesimpulan ilmiah.

Data penelitian terdiri dari dua jenis sumber:

  1. Data Primer, berupa kitab Shahih Bukhari dan Shahih Muslim sebagai dasar rujukan utama untuk mengkaji hadis-hadis yang berkaitan dengan pendidikan Islam.
  2. Data Sekunder, berupa jurnal ilmiah, buku, dan artikel relevan yang memperkuat analisis serta menjadi referensi tambahan.

Analisis data dilakukan dengan pendekatan deduktif, yaitu menarik kesimpulan umum berdasarkan kajian teoretis dan dalil-dalil yang ada dalam literatur.


C. Hasil dan Pembahasan

1. Pengertian Hadis

Secara etimologis, kata hadis berasal dari bahasa Arab al-jadid yang berarti “baru”, berlawanan dengan al-qadim yang berarti “lama”. Hadis juga diartikan sebagai al-khabar, yaitu berita atau informasi tentang sesuatu yang telah disampaikan kepada orang lain.

Menurut Ibnu Taimiyyah, hadis adalah segala sesuatu yang diriwayatkan dari Rasulullah SAW setelah beliau diangkat menjadi Nabi, baik berupa perkataan, perbuatan, maupun ketetapan.

Ibnu Hajar al-Asqalani mendefinisikan hadis sebagai segala hal yang dinisbatkan kepada Nabi Muhammad SAW yang berfungsi sebagai pelengkap dan penjelas terhadap Al-Qur’an.

Sedangkan Jalaluddin As-Suyuthi dalam Tadrib ar-Rawi fi Syarh Taqrib an-Nawawi menyebut hadis sebagai segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi SAW, baik perkataan, perbuatan, ketetapan, maupun sifat beliau, baik lahir maupun batin.


2. Pengertian Pendidikan Islam

Pendidikan Islam merupakan proses pembinaan perilaku individu atau kelompok dalam rangka mematangkan kepribadian berdasarkan ajaran Al-Qur’an dan hadis Nabi SAW.

Menurut Muhaimin, pendidikan Islam adalah sistem pembelajaran yang memungkinkan seseorang mengarahkan kehidupannya sesuai dengan nilai-nilai Islam, sehingga mampu menata perilakunya sesuai tuntunan agama.

Dengan demikian, pendidikan Islam tidak hanya menekankan aspek intelektual, tetapi juga pembentukan moral dan spiritual agar manusia mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.

Dalam konteks sosial, Langeveld membagi pendidikan menjadi tiga kategori:

  1. Pendidikan dalam keluarga,
  2. Pendidikan oleh negara,
  3. Pendidikan oleh lembaga keagamaan.

Klasifikasi tersebut menunjukkan bahwa pendidikan Islam memiliki landasan teologis, sosial, dan moral yang saling terkait untuk membentuk kepribadian manusia seutuhnya.


3. Kedudukan Hadis dalam Pendidikan Islam

Hadis menempati posisi kedua setelah Al-Qur’an sebagai sumber ajaran Islam. Dalam konteks pendidikan, hadis berperan penting sebagai landasan konseptual dan praktis dalam penyelenggaraan pendidikan Islam.

Hadis tidak hanya menjelaskan perintah menuntut ilmu, tetapi juga memberikan pedoman mengenai tujuan pendidikan, peran guru dan murid, metode pembelajaran, hingga prinsip penilaian. Dengan demikian, hadis menjadi acuan utama dalam mengimplementasikan ajaran Islam di lembaga pendidikan.

Nabi Muhammad SAW melalui ucapan, tindakan, dan ketetapannya telah memberikan teladan sempurna bagi umatnya tentang bagaimana proses pendidikan seharusnya dijalankan. Beliau adalah pendidik sejati yang tidak hanya mengajarkan ilmu, tetapi juga menanamkan nilai dan akhlak.

Oleh karena itu, hadis dapat dipahami sebagai fondasi utama dalam sistem pendidikan Islam, yang berfungsi untuk:

  • Menjelaskan tujuan pendidikan Islam, yaitu membentuk manusia beriman, berilmu, dan berakhlak.
  • Menetapkan peran guru dan murid dalam proses pembelajaran.
  • Menyediakan panduan etika dalam menuntut ilmu dan berinteraksi sosial.

Dapat disimpulkan bahwa hadis merupakan pedoman utama setelah Al-Qur’an dalam membangun sistem pendidikan Islam, baik dalam hal konsep, pelaksanaan, maupun penerapan nilai-nilai pendidikan. Seluruh aspek pendidikan Islam tidak dapat dipisahkan dari dua sumber utama tersebut. Oleh sebab itu, pemahaman terhadap hadis-hadis pendidikan menjadi sangat penting bagi setiap pendidik dan peserta didik agar proses pembelajaran benar-benar mencerminkan teladan Rasulullah SAW.


D. Penutup

Hadis memiliki kedudukan yang sangat penting dalam pendidikan Islam. Ia berfungsi sebagai pedoman utama setelah Al-Qur’an dalam membentuk karakter, moral, dan spiritualitas peserta didik. Pendidikan Islam tidak hanya mengajarkan ilmu pengetahuan, tetapi juga menanamkan nilai-nilai akhlak yang bersumber dari sunnah Nabi Muhammad SAW.

Dengan memahami dan mengamalkan hadis-hadis pendidikan, diharapkan terbentuk generasi Muslim yang berilmu, berakhlak mulia, dan mampu mengimplementasikan ajaran Islam dalam kehidupan pribadi maupun sosial.


Ogan


Komentar

blog comments powered by Disqus